Notification

×

Iklan

Iklan 728x90

Indeks Berita

Tak Kunjung Realisasi, Swadaya Bangun Kelas Sendiri.

Selasa, 21 Februari 2023 | 01.20 WIB Last Updated 2023-02-20T18:20:50Z


MALANG RAYA, tretan.news - Wali murid dan warga sekitar Sekolah Dasar Negeri (SDN) 3 Mendalanwangi, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang patut diacungi jempol. Bagaimana tidak, mereka secara swadaya membangun ruang kelas baru. Hal itu dilakukan, lantaran kekurangan ruang kelas.


"Ini kan rombelnya (rombongan belajar) ada enam. Kelas satu sampe enam. Sementara sekolah hanya punya lima, jadi kurang satu," ujar Suyanto, salah satu guru kelas VI SDN 3 Mendalanwangi.


Dikatakan, kelas yang lima ruangan tersebut, tidak semua bisa digunakan untuk menampung semua siswa. Sebab ada satu ruangan yang digunakan untuk ujian online. Kelas itu dipenuhi komputer dan laptop.


"Kalau digunakan siswa setiap hari, perawatannya sulit. Namanya anak-anak takutnya kalau tersandung kabel dan sebagainya. Akhirnya perlu tambah ruang kelas," tuturnya.


Akhirnya pada  2021, sekolah berinisiatif untuk membahas tambahan ruang kelas dengan wali murid. "Akhirnya dirapatkan, waktu itu modal yang dimiliki pihak sekolah hanya sedikit. Saya lupa pastinya, kalau tidak salah hanya sekitar Rp 6 juta," tuturnya.


Saat rapat itulah, pihak wali murid siswa mulai kelas satu hingga kelas enam memberikan tanggapan positif. Wali murid mayoritas setuju karena merasa kasihan dengan perjuangan para siswa. Selain harus bergantian menggunakan ruangan kelas, para siswa juga terpaksa pulang lebih siang.


"Jadi ada siswa yang pulang sore, wali murid akhirnya banyak yang menanyakan. Kemudian kami beri pemahaman jika kelasnya harus gantian, makanya pulangnya sore. Mereka (wali murid) kemudian setuju waktu rapat itu untuk membangun kelas baru," imbuhnya. 


Semenjak itulah, pihak sekolah beserta wali murid dan warga setempat secara swadaya membangun ruang kelas baru untuk para siswa. "Ada yang menyumbang pasir, uang, tenaga, pokoknya macam-macam," ulasnya.


Hingga kini, lanjut Suyanto, pembangunan ruang kelas baru tersebut telah menghabiskan biaya puluhan juta rupiah. Itupun pembangunannya belum sempurna.


"Modalnya besar, itu sudah habis sekitar Rp 60 juta. Wali murid lho itu, bukan dari kami. Pihak sekolah hanya mampu membantu seadanya, sehingga itu sebetulnya bisa dikatakan hasil dari wali murid," tuturnya.


Tidak hanya ruang kelas, masih menurut Suyanto, hasil swadaya dari wali murid tersebut sudah menghasilkan banyak pembangunan. Diantaranya mulai dari musala, tempat parkir, hingga ruang kelas baru.


Hasil swadaya dari wali murid tersebut sudah berlangsung sejak lama. Praktis semenjak SDN 3 Mendalanwangi awal berdiri, tradisi swadaya tersebut sering dilakukan oleh pihak wali murid. Alasan karena minimnya jumlah ruangan termasuk ruang kelas itulah yang juga mendasari para siswa sering bergantian menggunakan ruang kelas. Yakni sejak sekolah berdiri yang diperkirakan 1988 silam hingga 2000-an.


"Ruang kelasnya digunakan secara bergantian sudah sejak dulu, sudah lama," ucap guru yang mengabdikan diri sejak 2004 ini.


Sejatinya, diterangkan Suyanto, pihak sekolah sudah sering mengajukan pembangunan sekolah kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang. Dari beragam upayanya tersebut, pihak pemerintah juga pernah memberikan alokasi anggaran. Namun kebanyakan adalah bantuan renovasi.


Lantaran alasan itulah, pihak sekolah dan warga serta wali murid akhirnya berinisiatif untuk membangun ruang kelas baru secara swadaya. "Beberapa ruang kelas yang ada saat ini sebagian juga hasil dari swadaya wali murid," imbuhnya.


Sebelum pembangunan ruang kelas untuk siswa kelas dua SDN 3 Mendalanwangi pada 2021, Suyanto mengaku sebelumnya juga sudah pernah mengajukan ke Pemkab Malang. Namun belum terealisasi. Sehingga warga berinisiatif untuk membangun secara swadaya.


"Sudah (mengajukan ke Pemkab Malang), sudah direspon oleh beberapa dinas terkait. Namun belum ada tindak lanjut, sudah beberapa kali mengajukannya. Mudah-mudahan 2023 ini bisa dapat," ujarnya.


Sekedar informasi, total siswa di SDN 3 Mendalanwangi ada 127. Sementara itu, yang menempati ruang kelas baru, yakni siswa kelas dua ada sebanyak 24 pelajar.


Hingga kini proses pembangunan sudah berjalan sekitar 70 persen. Pihak sekolah menyebut, kemungkinan anggaran yang dibutuhkan untuk menyempurnakan pembangunan ruang kelas baru adalah sekitar Rp 60 juta lagi.


Saat ini, bangunan ruang kelas yang memiliki ukuran sekitar 8 x 9 meter tersebut bisa disebut masih jauh dari kata layak. Sebab, selain belum dikeramik, jendela dan pintu ruang kelas juga belum ada. Sehingga hanya disiasati menggunakan potongan bambu. Namun demikian, ruangan tersebut terpaksa tetap dimanfaatkan.


Reporter : tyo

×
Berita Terbaru Update