Sampang, tretan.news - Mustaien (30) warga Desa Pajeruan, Kecamatan Kedungdung, Kabupaten Sampang, Madura, Penuhi panggilan tokoh agama desa setempat guna meminta maaf kepada umat Islam atas apa yang dilakukan nya.
Permintaan maaf tersebut dilakukan secara tertulis, lisan dan video meminta maaf dihadapan tokoh masyarakat yang disaksikan langsung oleh Rais Suriyah Ranting NU Desa Pajeruan KH Abd Mukit Sahwi, Ketua Tanfidziyah Ranting NU Kiai Abd Goffar, pengurus, pemerintah desa setempat, dan tokoh masyarakat, Selasa, (28/2/23).
Dalam klarifikasinya, Mustaien, mengatakan, dia meminta maaf kepada semua ulama beserta masyarakat terkait videonya yang sempat viral di media sosial.
Dia melakukan salat dibuat mainan itu tidak ada niat untuk melecehkan agama tapi hanya video iseng ternyata Video itu langsung meresahkan masyarakat khususnya umat Islam.
“Permintaan maaf ini saya tujukan kepada semua tokoh ulama di seluruh dunia, terutama kepada Rais Suriyah dan Ketua Tanfidziyah Ranting NU dan para kiai dan semua tokoh masyarakat setempat,” ujar Mustaien di rumah Ketua Tanfidziyah Ranting NU Desa Pajeruan.
Menurutnya, semua itu adalah murni dari kehilafan dan kebodohan dirinya sehingga membuat resah masyarakat khususnya umat Islam.
“Dan saya berjanji siap dihukum adat mauput hukum negara apabila saya mengulangi kesalahan yang sangat bodoh ini,” ucapnya dengan tangan gemetaran.
Sementara menurut Ketua Tanfidziyah Ranting NU Desa Pajeruan Kiai Abd Ghoffar, semua pengurusnya sudah memaafkan.
Setelah ditanyakan kepada yang bersangkutan, video yang dibuat tersebut adalah dimaksudkan untuk menenangkan anaknya yang sedang menangis, dan mengku tidak ada niat untuk melecehkan agama.
“Alhamdulillah prosesi klarifikasi sudah dilakukan mas ternyata saat kami tanya itu hanya ingin menghibur anaknya yang sedang nangis,”Ungkapnya.
“Tapi tetap kami salahkan karena agama itu tidak boleh dibuat mainan, kami pengurus sudah sepakat memaafkan nya,”Ucapnya.
Menurut Kiai Ghoffar, semua manusia memiliki khilaf dan yang paling penting sudah meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulangi kembali.
Reporter : Khoir / Editor : Khoir